Keraton Kasepuhan Cirebon terletak di Jl. Kasepuhan Cirebon, dikitari Kali Sipadu dan alun-alun Kasepuhan di sebelah Utara, Mesjid Agung Sang Ciptarasa di sebelah barat laut, pemukiman penduduk di sebelah Barat dan Timur. Kali Kriyan membatasi komplek keraton ini pada arah selatan. Secara administratif, situs komplek keraton yang luasnya sekitar 185.500 m2 ini berada dalam wilayah Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Keraton pakungwati atau yang dikenal juga Dalem Agung Pakungwati merupakan cikal bakal Keraton Kasepuhan. Keraton Pakungwati yang terletak di sebelah timur Keraton Kasepuhan, dibangun oleh Pangeran Cakrabuana (putra Raja Pajajaran) pada tahun 1452, hampir bersamaan dengan pembangunan Masjid Pejlagrahan yang berada di sebelah timurnya. Pada tahun 1479 keraton ini diperluas dan dilebarkan. Luas situs keraton pertama di Cirebon ini sekitar 4.900 m2, mempunyai tembok keliling sendiri, dan keadaaan bangunannya sekarang tinggal reruntuhan saja. Di sana terdapat sisa-sisa bangunan, gua buatan, sumur dan taman.
Pada abad ke-16 Sunan Gunung Jati mangkat, digantikan oleh cicitnya yang bernama Pangeran Emas Zaenal Arifin dan bergelar Panembahan Pakungwati I. pada tahun 1529 beliau mambangun keraton baru di sebelah barat daya keraton lama. Keraton baru ini juga dinamai Keraton Pakungwati, mengabadikan nama puteri Pangeran Cakrabuana atau buyut sultan, yang gugur pada tahun 1549 ketika ikut memadamkan kobaran api yang membakar Mesjid Agung sang Cipta Rasa.
Pada tahun 1969 Kesultanan Cirebon dibagi dua menjadi Keraton Kesultanan Kanoman dan Kasepuhan. Keraton Kanoman dipimpin oleh P. Kartawijaya dan bergelar Sultan Anom I, sementara Kesultanan Kasepuhan dipimpin oleh P. Martawijaya yang bergelar Sultan Sepuh I. Kedua sultan ini kakak beradik, dan masing-masing menempati keraton sendiri. Sultan Sepuh I menempati Keraton Pakungwati, yang kemudian berganti nama menjadi Keraton kasepuhan.
No comments :
Post a Comment